Era Social Media membuat semua orang sekarang, spontan dalam menuangkan perasaan, menyebar gosip, hingga tanpa sadar “Share” berita Hoax. Sejak 2009 saya nyemplung di Marketing Digital, Mulai belajar di Perusahaan/industri Minuman, Perusahaan/industri Telko, hingga sekarang Marketing digital di bisnis Industri (B2B). Pengguna Sosial Media tidak pernah berubah. Aktualisasi yang kebablasan, personal branding yang salah kaprah membuat mereka akhirnya hidup dalam lingkungan dan dunia yang dibuat sendiri tanpa mau mendengar, dan peduli dengan orang lain. merasa memiliki panggung sehingga orang lain hanya boleh menonton.
Tahun ini masyarakat semakin berani menyebar berita palsu, fitnah dan kebencian yang kurang berani dipertanggung jawabkan. Ini semua bukan tanpa sebab, Politik, ketidak dewasaan dan merasa paling benar membuat kondisi media social semakin tidak nyaman untuk dibaca.
Beberapa kita lihat kehebohan di ranah social media sudah mulai ke ranah hukum, mulai dari “Pakai Al Maidah” Fitsa Hats” “Kafir” “411″ “212″ dll.
Sampai saya baca di social media, seseorang yang mefitnah wartawan dengan sebutan PSK, dan yang menariknya oknum yang fitnah itu meminta maaf dan memohon untuk tidak dilaporkan ke polisi. Tetapi oleh para wartawan akhirnya dilaporkan ke polisi. Nah kalo sudah begitu kan lucu. Tanpa rasa takut saat menyebar fitnah tetapi langsung mlehoy saat di tantang balik untuk tunjukkan kebenarannya.
Tulisan diatas bukan ingin menyerang pihak, atau mendukung pihak lain, tapi sekedar mengingatkan. Bahwa apapun yang kita lakukan, pasti akan ada yang di pertanggungjawaban. Apapun itu. Dalam kehidupan sehari-hari. yang sangat sederhana, Telat bangun tidur, terlambat ke kantor, kita akan di semprot bos kita. berarti kita menanam kemalasan bangun pagi, kita akan menuai Semprot oleh bos kita.
Di ranah social media, hal ini harusnya menjadi perhatian khusus, karena di ranah social media melibatkan begitu banyak orang, dari banyak kalangan dan banyak latar belakang profesi yang berbeda. bukan soal kita sendiri tetapi kita harus berfikir soal orang lain. mempertimbangkan perasaan orang lain. dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain.
Tulisan ini sebenarnya wujud kebingungan saya, dan uneg-uneg saya perihal carut-marutnya sosial media saat ini. banyak teman menjadi lawan, haram menjadi halal. fitanh sudah menjadi kebenaran.
Pesan saya, mulai introspeksi diri, tarik nafas dalam-dalam. dan mulai melakukan hal-hal yang positif di social media. dan jadilah manusia yang menginspirasi dan menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
Salam damai